Laman

Rabu, 27 April 2011

GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE

ASAM LAMBUNG TIDAK MENYEBABKAN ESOFAGITIS?

Dr. Souza dari Southwestern Medical center pada mulany melakukan uji coba menyambung esofagus tikus langsung ke duodenum. Kondisi ini dibuat untuk menciptakan kondisi GERD dimana asam lambung maupun asm empedu akan mudah mengalami refluks ke esofagus. Dengan kondisi ini diharapkan akan terjadi kerusakan mukosa lambung akibat paparan asam lambung/asam empedu.Akan tetspi hasilnya berbeda, esofagistis tidak ditemukan bahkan setelah beberapa minggu kondisi ini terus dilanjutkan. Hal ini berlawanan dengan apa yang telah dipelajarisebelumnya, bahwa esofagistis pada GERD merupakan akibat paparan langsung paparan asam lambung. Pada studi binatang sebelumnya, esofagus dipapar dengan asam konsentrasi pekat, dan jaringan esofagus terlihat mengalami kerusaknan, akan tetapi asam lambung pada refliks tidak sedemikian pekatnya.
Setelah operasi penyambungan dilakukan, para peneliti berharap menemukan kematian sel-sel permukaan esofagus dan adanya proses kerusakan progresif menuju jaringan yang lebih dalam, kenyataannya adalah sebaliknya. Tiga hari setelah opersi penyambungan. Masih tidak ditemukan kerusakan dipermukaan sel tetapi ditemukan adanya sel-sel inflamasi dijaringan esofagus yang lebih dalam
Sel-sel inflamasi ini tidak tampak dilapisan dipermukaan sampai 3 minggu setelah paparan asam. Dari sini diketahui bahwa ternyata refluks pada pasien GERD akan merangsang sel-sel esofagus untuk melepaskan sitokon, faktor sel inflamasi yang menarik sel-sel radang menuju esofagus, menimbulkan peradangan yang merusak jaringan. Jadi esofagistis pada pasien GERD bukanlah akibat langsung paparan asamnya, melainkan melalui pelepasan sel-sel radang paparan yang dicetuskan refluks tersebut.
Saat ini terapi GERD diantaranya dengan obat penekan sekresi asam lambung, akan tetapi jika ternyata temuan diatas nantinya memang teruji (masih diperlukan penelitian lanjutan) maka terapi GERD mungkin dapat ditujikan untuk mencegah pelepasan sitokin yang dapat mencetuskan pelepasan sel-sel inflamasi penyebab pertama kerusakan sel esofagus.
Saat ini terapi GERD diantarannya dengan obat penekan sekresi asam lambung, akan tetapi jika ternyata temuan diatas nantinya memang teruji (masih diperlukan penelitian lanjutan), maka terapi GERD dapat ditujukan untuk mencegah pelepasan sitokon yang dapat mencetuskan pelepasan sel-sal inflamasi, penyebab pertama kerusakan sel esofagus.
Esofagistis pada penderita GERD (Gastro Esophageal Reflukx Disease) sebenarnya bukan akibat langsung asam lambung/asam empedu yang menyebabkan kerusakan esofagus, melainkan karena reaksi imun yang terjadi.

REFERENSI
1.   Acid reflux is immune problem, says Rat Study. http://stanford.wellsphere.com published 21st November 2009
2.   GERD cause might be immune reaction not excrssive acid production. http://enzymenews.wordpress.com 23rd November 2009
3.   Goodman,C.Acid Reflix may be caused by immune System Reaction. http://advice4unow.com
4.   Reflux Esophagitis due to immune reaction,not acute acid burn. http://www.medicalnewstoday.com published 20th November 2009 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar